Samarinda - Anggota Komisi III DPRD Kota Samarinda, Anhar, menyampaikan pandangan kritisnya mengenai keterlibatan organisasi kemasyarakatan (ormas) keagamaan dalam pengelolaan pertambangan.
Menurut Anhar, pengelolaan tambang harus tetap dikelola oleh perusahaan yang memiliki keahlian dan profesionalisme di bidang tersebut.
“No komen soal itu, orang yang nambang aja sudah jelas company-nya itu aja masih banyak salah-salah,” ujar Anhar, menyoroti banyaknya kesalahan yang masih terjadi meskipun tambang dikelola oleh perusahaan berpengalaman.
Anhar menambahkan bahwa pengelolaan tambang memerlukan pengetahuan dan keahlian khusus yang tidak dimiliki oleh ormas keagamaan. Ia menggambarkan pentingnya ormas untuk tetap fokus pada tugas utama mereka.
“Kalau orang mengerti itu pasti dia nda mau lah, kan ada tambang baru tambang ulama. Jadi misalnya kita ini pelatih bola jadilah pelatih bola yang sukses, kalau kita organisasi pembina umat jadilah organisasi pembina umat,” terang Anhar.
Politikus dari PDIP ini juga menekankan bahwa ormas keagamaan seharusnya lebih berfokus pada pembinaan umat, terlebih dengan maraknya kasus radikalisme yang memerlukan perhatian khusus.
“Tanggung jawab organisasi kemasyarakatan yang berorientasi kepada keagamaan supaya tidak terjadi ini itu, apalagi sekarang radikalisme sedang marak, ngapain disuruh nambang,” katanya.
Ia mengingatkan bahwa tugas negara adalah untuk memberikan dukungan dan bantuan kepada ormas keagamaan, bukan memaksa mereka mencari dana sendiri melalui kegiatan pertambangan.
“Ngapain disuruh nambang, negara hadir disitu memberikan apa? Memberikan dana, memberikan bantuan, jangan disuruh cari sendiri. Kan gak ngerti itu,” pungkasnya. (Adv/Di/Le).
Posting Komentar