Samarinda, Prediksi.co.id-Pemerintah Pusat mengeluarkan Peraturan Menteri Pendidikan (Permendikbud) Nomor 50 tahun 2022 tentang penggunaan pakaian adat di sekolah. Aturan itu mewajibkan pelajar menggunakan pakaian adat saat di sekolah saat momen tertentu.
Merespon hal itu, Anggota Komisi IV DPRD Samarinda Damayanti menyebut saat ini generasi muda sudah terkontaminasi dengan budaya luar negeri bahkan secara terbuka banyak anak-anak yang merasa bangga dengan cosplay berupa baju anime yang mereka pakai.
“Dari situ bisa diketahui kalau anak-anak justru lebih suka dengan figur dari luar. Kenapa sih cosplaynya tidak Gatot Kaca atau Dewi Sri,” katanya.
Meski mendukung penggunaan baju adat tersebut, dia juga tak menafikkan masih ada orangtua yang kesulitan secara finansial. Dengan problem tersebut tentu akan timbul persoalan baru lagi mengingat menggunakan seragam atau baju adat membutuhkan biaya sewa atau bahkan membeli dengan harga tidak murah.
“Sebetulnya lagi-lagi ini kembali ke masing-masing sekolah. Tidak bisa serta merta, harus langsung atau diwajibkan, bertahap saja, dengan begitu problem yang ada bisa diselesaikan,” paparnya.
Damayanti menolak jika penggunaannya diwajibkan setiap hari, apalagi ada banyak cara yang bisa dilakukan, tergantung kreativitas dari orangtua da murid tersebut dalam mensiasatinya.
“Mungkin sebulan sekali atau seminggu sekali saja. Kalau dibilang memberatkan, iya memang, tapi kembali balik harus dilihat mana yang perioritas dan tidak,” tegas politisi PKB ini yang berharap anak-anak muda saat ini tidak lupa dengan budaya dan adat yang ada di Indonesia ini. (Adv/Em/Le)
Posting Komentar